Rabu, 30 November 2011

Bahan Organik Tanah


Kompos, Termasuk Bahan Organik Tanah
Salah satu elemen penting yang menyusun tanah adalah bahan organik (BO)., yaitu bahan yang berasal dari jaringan hidup yang telah mati/terdekomposisi atau sedang mengalami dekomposisi, mereka bisa berasal dari dalam atau dari luar suatu ekosistem tanah. Bahan organik yang menyusun tanah disebut bahan organk tanah . Bahan organik tanah atau bisasa di singkat BOT Porsinya di dalam tanah amat sedikit, paling banyak hanya sekitar 5 % namun keberadaannya sangat penting untuk menjaga kondisi tanah agar tetap stabil. Seperti kegunaan vitamin di dalam tubuh manusia, BOT yang porsinya sedikit ini menentukan “fit” atau tidaknya  tanah.  Indikator BOT sebagai faktor penting bisa diketahui saat kita lihat di lingkungan sekitar kita. Indikatornya, tanah yang kekurangan BOT adalah tanah yang gersang, memiliki lapisan permukaan yang padas/keras tidak ada yang mampu tumbuh di atasnya. Sedangkan tanah dengan BOT yang baik biasanya lebih gembur dan mudah diolah.
             Kadar bahan organik semakin menurun dengan semakin dalamnya tanah. kecuali pada tanah gambut. Dalam ilmu pedologi atau ilmu tubuh tanah diketahui bahwa umumnya kadar BO di dalam tanah -tanah selain gambut paling banyak  terdapat di serasah hingga horizon O, yaitu horizon yang terbentuk dari akumulasi bahan organik dan berpadu dengan bahan mineral di lapisan teratas tanah. Horizon O ini sangatlah tipis di beberapa tipe tanah hampir tidak ada, dan persoalannya pengolahan tanah yang paling intensif justru terjadi  di seputar horizon O ini yang berarti mengakibatkan semakin menipisnya bahan organik di tanah.  Tanah gambut merupakan pengecualian, karena tanah ini hampir secara keseluruhan bagiannya terbentuk dari bahan organik terdekomposisi yang berasal dari ekosistem sekitarnya. Hampir seluruh horizon daritanah gambut adalah bahan organik.
Contoh Bahan Organik : Daun-daun tanaman yang mengering
            Karena itu kemudian pada tanah-tanah yang diusahakan, penambahan bahan organik ke dalam tanah diperlukan. Orang-orang pada umumnya biasanya mengenal penambahan BOT dengan cara menggunakan pupuk organik, yang bisa berupa kompos atau kotoran hewan ternak. Namun di kalangan ilmu tanah penambahan BOT tidak harus dalam bentuk pupuk atau dikomposkan. Dalam metode  ilmu konservasi tanah maupun kesuburan tanah,  bahan-bahan organik contohnya bagian/jaringan tumbuhan yang telah terpisah dari tubuhnya seperti daun, ranting atau bahkan akar bisa dimanfaatkan sebagai BOT dengan cara langsung diberikan kepada tanah seperti kita memberi pupuk. Seringkali kita melihat daun-daun yang gugur dari pohon, kebiasaan kita mungkin adalah membersihkan dedaunan itu kemudian membuang atau membakarnya tapi hal itu merupakan sebuah kemubaziran padahal bahan itu bisa dimanfaatkan sebagai BOT dengan dipendam ke tanah atau dengan hanya disebar di permukaan tanah saja, hanya cukup dengan melakukan itu maka kita telah menambahkan bahan organik ke dalam tanah. Atau bisa juga berasal dari limbah veses hewan ternak, seperti sapi atau kambing bahkan unggas. Di pedesaan petani pada umumnya menggunakan kompos yang bahannya berasal dari kotoran-kotoran hewan ternak, dan langsung diaplikasikan dengan cara diberikan ke tanah-tanah. Biasanya mereka melakukan pemberian kompos sebelum musim tanam.
Contoh Bahan Organik Lainnya : Kotoran Hewan Ternak
Meskipun begitu, sekarang ini sudah banyak petani-petani yang mengerti mengenai teknik pengomposan. Sehingga kemudian banyak dari mereka yang juga mengomposkan bahan-bahan organik tersebut sebelum diaplikasikan ke tanah.  
Di tanah-tanah yang di atasnya dilakukan pengusahaan seperti tanah pertanian umumnya bahan organik harus ditambahkan tapi tidak pada ekossitem alami seperti hutan-hutan primer atau pantai mangrove yang siklus penambahan dan dekomposisi bahan organiknya terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia.







Contoh lain dari bahan organik di alam :
Ekosistem Gambut Kalimantan
Bahan Organik Pada Serasah Mangrove

 
Serasah Hutan


Minggu, 27 November 2011

Salah Kaprah Istilah "Organik" Dalam Pertanian


Dewasa ini pertanian jenis organik semakin marak. Semakin maraknya jenis pertanian organik tersebut tidak terlepas dari berubahnya gaya hidup masyarakat terutama daerah urban dalam mengkonsumsi bahan pangan organik. Namun apa yang sebenarnya dimaksud pertanian organik itu? Persepsi masyarakat tentang pertanian organik selama ini adalah pertanian yang 100 % tanpa campur tangan bahan-bahan kimia.
Anggapan bahwa pertanian organik adalah pertanian tanpa menggunakan bahan kimia termasuk di dalamnya adalah pestisida dan pupuk kimia adalah salah. Tanpa menggunakan pestisida masih memungkinkan dilakukan akan tetapi untuk pertanan tanpa menggunakan pupuk kimia (anorganik) hampir tidak mungkin dilakukan dalam jumlah besar terutama untuk kondisi tanah-tanah di Indonesia. 
Tanah di Indonesia sebagian besar adalah tanah dengan tingkat kesuburan menengah-rendah. Sehingga penerapan  full scale organic pada sistem pertanian di Indonesia akan sangat sulit dilakukan. Tanaman yang dibudidayakan tetap membutuhkan asupan nutrisi dari luar dalam bentuk pupuk. Pupuk organik tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman karena kandungan hara yang terkandung di dalam pupuk organik sangat sedikit. Sehingga dapat dibayangkan berapa banyak pupuk organik yang dibutuhkan untuk  mencukupi asupan nutrisi tanaman. Sehingga kemudian penggunaan pupuk anorganik tetap diperlukan. Memang pada faktanya penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dapat menyebabkan terjadinya perubahan sifat fisik tanah, dan beberapa dampak buruk lainnya seperti pencemaran terhadap lingkungan.
Pada dasarnya tidak ada istilah “pertanian organik” karena semua sistem pertanian pada umumnya yang dilakukan di atas lahan merupakan “sistem organik”.  Kunci untuk melakukannay ada pada  sinergi antara penggunaan dua jenis pupuk tersebut. Keduanya merupakan input penting bagi tanah yang akan menyokong pertumbuhan tanaman pertanian. Penggunaan pupuk anorganik sebagai asupan hara utama bagi tanaman, sementara pupuk organik digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah dan menjaga kestabilan lingkungan.  Problematika yang muncul selama ini lebih diakibatkan karena kurangnya kepedulian untuk menjaga keseimbangan sistem itu.

Esensi Tanah Bagi Pertanian dan Kehidupan


Tanah tempat tanaman tumbuh
Kehidupan seorang manusia atau suatu kaum tidak bisa lepas dari esensi dasarnya. Sejak zaman dahulu hingga sekarang hal seperti itu tidaklah berubah. Teknologi mungkin berkembang semakin cepat dan maju, akan tetapi tidak dengan esensi dasar manusia. Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah pangan. Sejak nabi zaman nabi Adam AS manusia pertama yang hidup di muka bumi manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Dan usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk memenuhi esensi mereka akan pangan tidak bisa dilepaskan dari kegiatan pertanian. Sejak dahulu Nabi Adam AS beserta keluarganya sudah memulai kegiatan pertanian dan berternak sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan hingga sekarang. Sebagian besar kebutuhan sumber pangan manusia dipenuhi lewat  usaha pertanian. Hal ini menegaskan pentingnya sektor pertanian bagi esensi kehidupan manusia. Kemajuan sebuah peradaban pun diawali dengan kemandirian pemenuhan kebutuhan pangannya.
Dan dimana ada kegiatan pertanian di situ pula melibatkan sebuah elemen penting dari alam yang mendukungnya, yaitu TANAH. Kegiatan pertanian akan sulit dilakukan tanpa menggunakan media tanah. Pentingnya tanah juga telah dijelaskan di dalam kitab suci Al-Quran, dalam surat Al-Araf 58
“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah  yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”
Ayat ini menegaskan bahwa tanah merupakan elemen penting yang diciptakan Alloh SWT bagi kehidupan manusia. Dan hal itu adalah sebuah anugrah yang harus disyukuri oleh manusia.
Memang dewasa ini teknologi bercocok tanam sudah berkembang sedemikian rupa sehingga memungkinkan manusia untuk menanam di media lain selain tanah, namun tetap saja tanah sebagai anugrah memiliki keunggulan tersendiri jika dibandingkan dengan media tanam lain. Bisa dibayangkan kesulitan yang harus dialami manusia apabila  tanah tidak ada. Ambil contoh apabila kita menggunakan media yang bukan tanah seperti menggunakan sistem hidroponik, untuk menumbuhkan tanaman dari benih saja sudah memerlukan berbagai macam kebutuhan yang biayanya tidak sedikit, belum lagi jika harus memenuhi kebutuhan harian tanaman seperti unsur hara dan menjaga kelembaban udara bisa dibayangkan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi tanaman pangan dalam jumlah besar. Tidak semua petani akan mampu melakukannya. Karena itulah kemudian tanah diciptakan untuk menunjang kegiatan pertanian yang dilakukan manusia.  
Tanah pun seperti juga manusia, memiliki perbedaan masing-masing. Ada tanah yang diciptakan memilki kesuburan tinggi ada tanah dengan kesuburan sedang dan ada juga tanah yang memiliki potensi tersembunyi yang harus diusahakan terlebih dahulu baru manusia dapat menuai hasilnya, walaupun begitu secara keseluruhan tanah diciptakan dalam keadaan baik hanya kita sebagai manusai yang harus lebih arif dalam mengelolanya. Dan kembali jika kita membicarakan tentang esensi tanah bagi pertanian besar peranannya. Yang paling utama tanah berperan seperti rumah, bagi tanaman mereka membutuhkan tempat untuk menancap dengan kuat dan tumbuh berkembang. Tanaman juga membutukan unsur hara sebagai makanannya, sebagai suplemen untuk tumbuh dan berkembang hingga memproduksi. Tanah menyediakan unsur hara tersebut walaupun jumlahnya terbatas, dan yang penting juga dibutuhkan adalah air. Tanah dapat menahan/menyimpan air dan menyediakannya dalam bentuk yang dapat diserap oleh tanaman. Keunggulan yang dimiliki tanah tersebut tidak dapat digantikan dengan media lain, setidaknya hingga saat ini belum ada yang dapat memberikan peranan yang sama dengan biaya yang lebih murah.  Sehingga sangat penting bagi manusia untuk menjaga kelestarian tanah dari segala aspek demi keberlangsungan hidup di masa mendatang.

Rabu, 23 November 2011

Abstract


Halaman blog ini adalah kumpulan tulisan-tulisan lepas dari saya, seorang “petani” dengan gagasan-gagasan baru di dalamnya. Tulisan-tulisan yang saya buat di dalam sini rata-rata tentang agrikultur dan sifatnya bisa  ilmiah maupun non ilmiah. Menagapa tentang agrikultur, yang pertama karena itu bidang keilmuan yang sedang saya  dalami dan saya tidak tertarik membicarakan hal lain seperti politik walaupun dewasa ini kebijakan pertanian lebih dipengaruhi faktor politis. Yang kedua dan mungkin alasan utama karena beberapa tahun lalu baru saya baru menyadari sesuatu bahwa  tingkat kesejahteraan dan kemajuan suatu peradaban berawal dari kemandirian pangan yang berarti harus didukung oleh sektor pertanian yang stabil. Mengetahui hal itu membuat saya lebih bersemangat lagi untuk mendalami bidang ilmu ini. Bukan untuk apa-apa, hanya ingin tahu lebih jauh dan berharap kemudian bisa melakukan sesuatu untuk perubahan.
Dan dengan cara melakukan observasi terhadap alam terkadang lebih menyenangkan dan menarik jika dibandingkan dengan melakukan penelitian dalam batasan ruang lingkup tertentu. Itu karena alam ciptaanNYA terkadang sudah menyediakan solusi atas permasalahan dan kesulitan yang diahapi manusia dan makhluk hidup lainnya yang hidup di atasnya. Dalam sejarah  peradaban di berbagai belahan dunia ,  menemukan local knowledge nya masing-masing dalam mengembangkan agrikultur selama berabad-abad lamanya. Membangun pertanian dalam lingkup lokal dengan pertanian yang dinaungi peradaban jelas berbeda.
Untuk membangun sebuah peradaban yang memilki pertanian mandiri yang menyejahterakan orang-orang di dalamnya dibutuhkan sinergis usaha antara masyarakat pertanian dengan pihak-pihak yang memiliki kebijakan. Yang berarti sistem yang menaungi suatu masyarakat tersebut juga harus baik. Tidak ada muatan politis dalam pernyataan saya ini tapi faktanya dalam sejarah, saya tidak melihat ada catatan lain yang lebih baik daripada pemerintahan Daulah Khilafah Islamiyah dalam menaungi sebuah pertanian. Selama tiga belas abad lamanya mereka berhasil membangun kestabilan pangan berbasis pertanian yang baik yang menaungi wilayah yang sangat-sangat luas. Kini kestabilan itu telah rusak, sejak di dunia ini mulai bermunculan  kebijakan-kebijakan “aneh” yang berbau monopolis dan imperialisme membuat kesejahteraan sebuah peradaban naik turun dan hal ini juga termasuk karena ketidakstabilan sektor pertanian yang banyak dipengaruhi hal-hal negatif. Contoh paling nyata bisa dilihat di negeri ini. Dan inisiatif untuk merubahnay haruslah berawal dari pribadi sendiri.
karena itu tulisan-tulisan di laman ini dibuat hanya untuk menyalurkan ide-ide saya yang bisa tiba tiba muncul dan pergi di setiap saat. Karena inspirasi bisa datang dari mana saja. Dan setiap tulisan yang saya tulis di sini idenya berasal dari mana saja apakah itu setelah melakukan eksperimen kecil, menonton program tv, membaca buku, dari kuliah ataupun melakukan perjalanan langsung ke tempat-tempat yang tidak terduga bisa macam-macam pokoknya. Ini hanya untuk kesenangan pribadi, mudah-mudahan bisa memberikan manfaat dan perubahan buat lingkungan sekitar.
Let's Start